Artikel Terbaru

Good Mining Practice

30 April 2025

Seiring dengan perkembangan teknologi dan infrastruktur, kebutuhan akan material–material tambang semakin meningkat. Apalagi saat ini marak akan teknologi Artificial Intelligence (AI) dimana komponen–komponen sirkuit ataupun processor terbuat dari material–material tambang, seperti emas, karbon, silika, dan lain–lain. Pembangunan infrastruktur juga membutuhkan material tambang seperti besi, aluminium, dan tembaga. Permintaan terhadap beragam jenis mineral kritis seperti nikel, kobalt, lithium, tembaga, dan logam tanah jarang, juga mengalami peningkatan yang signifikan seiring berkembangnya riset untuk memitigasi terjadinya perubahan iklim.

Ini membuktikan bahwa tambang bermanfaat untuk peradaban manusia dan pembangunan negara. Di samping itu, industri pertambangan juga memiliki berbagai risiko yang perlu diperhitungkan karena menjadi salah satu agen perubahan permukaan bumi.


Dampak Mining?

Tak dipungkiri, kerusakan lingkungan masih menjadi masalah karena perilaku pengelola tambang yang meninggalkan lahan tambang begitu saja setelah tidak produktif lagi. Hal inilah yang sering muncul di media massa sehingga menimbulkan persepsi bahwa tambang hanya membawa dampak negatif.


Maka butuh Good Mining Practice (GMP)?

Tentu saja hal ini tidak akan terjadi jika pertambangan dilakukan sesuai pedoman, standar, kaidah, dan tata kelola yang tepat. Ini juga akan mampu memberikan hasil yang optimal dengan meminimalkan dampak negatif yang terjadi. Kaidah pertambangan yang baik disebut dengan istilah Good Mining Practice (GMP).


Apa itu GMP? Aspeknya?

Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 26 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Kaidah Pertambangan yang Baik dan Pengawasan Pertambangan Mineral dan Batubara, GMP meliputi pelaksanaan aspek seperti teknis pertambangan, konservasi mineral, keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan, keselamatan operasi pertambangan, pengelolaan lingkungan hidup pertambangan, reklamasi, dan pascatambang, serta pasca operasi, dan pemanfaatan teknologi, kemampuan rekayasa, rancang bangun, pengembangan, dan penerapan teknologi pertambangan.

Berbagai aspek tersebut haruslah menjadi kaidah standar dari seluruh kegiatan pertambangan. Sebagai bagian dari mining principle, GMP harus terus ditingkatkan oleh semua stakeholder agar penambangan dapat dilaksanakan dengan aman, efektif, dan produktif, serta kelestarian lingkungan tetap terjaga.


SDGs dan ESG?

Dalam perjalanan menuju masa depan yang berkelanjutan, praktik penambangan telah menjadi sorotan utama dalam konteks pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Pembangunan berkelanjutan adalah tujuan akhir dari pertambangan, sehingga untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan penerapan GMP. Mengingat, mineral merupakan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui sehingga suatu saat kegiatan penambangan akan terhenti. Pembangunan berkelanjutan dalam pengelolaan sumber daya alam mengacu pada upaya pemanfaatan seoptimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengorbankan kebutuhan generasi mendatang. Dalam konteks ini, penambangan berkelanjutan muncul sebagai solusi yang menyelaraskan tujuan ekonomi, sosial, dan lingkungan, dengan mengintegrasikan aspek-aspek ini dalam setiap tahap operasional. Praktik penambangan berkelanjutan tidak hanya memprioritaskan efisiensi ekstraksi mineral, tetapi juga mempertimbangkan konservasi sumber daya alam melalui teknologi canggih, serta pemulihan dan reklamasi lahan untuk menjaga kelestarian lingkungan. Hal ini sejalan dengan konsep GMP yang telah muncul sebagai panduan penting dalam membimbing industri penambangan menuju keberlanjutan.

Good Mining Practice bukan hanya sekadar setelan pedoman teknis, tetapi juga merupakan panduan berharga dalam mewujudkan penambangan berkelanjutan yang sejalan dengan agenda pembangunan berkelanjutan global. Melalui penerapan GMP, industri penambangan dapat memainkan peran yang konstruktif dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, dengan menghormati kebutuhan generasi saat ini dan masa depan serta menjaga kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.

Dengan GMP, pertambangan yang mengubah bentang alam akan berusaha meminimalkan dampak terhadap lingkungan serta berkewajiban untuk memajukan kesejahteraan masyarakat lokal. Hal ini menjadi suatu cara agar pertambangan dapat mendukung pembangunan yang berkelanjutan. Selain itu, diperlukan juga peran kerja sama pemerintah sebagai pengawas program dan perusahan pertambangan sebagai pelaksana yang bertanggung jawab agar tujuan dari penerapan GMP dalam menyukseskan pembangunan berkelanjutan dapat tercapai.