Artikel Terbaru

Departemen Eksplorasi: Menggali Potensi Wawonii, Menjaga Asa Masa Depan Tambang

15 Januari 2025

WAWONII, 15 Januari 2025 – Beroperasi di pulau kecil, operasi pertambangan PT Gema Kreasi Perdana (GKP) wajib bekerja dengan efektif dan efisien dalam mengelola sumber daya mineral, dalam hal ini nikel, yang ada di Pulau Wawonii. Kondisi ini membuat Departemen Eksplorasi memainkan peran sentral yang menentukan keberlanjutan jangka panjang operasi pertambangan ini.

Superintendent Eksplorasi PT GKP, Muh. Acis Amrullah membagikan ceritanya di PT GKP. Ia menjelaskan jika peran departemen ini secara sederhana dalam dunia pertambangan adalah bagian yang mencari dan menemukan cadangan mineral atau sumber daya alam lainnya yang berpotensi untuk ditambang.

“Mencakup tanggung jawab dari pemetaan geologi, pengambilan sampel, pengukuran geofisika, analisis laboratorium, hingga laporan dan presentasi hasil eksplorasi,” jelasnya.

“Dari kegiatan tersebut, bisa disimpulkan bahwa mulai perencanaan eksplorasi, analisis, evaluasi, hingga pengembangan model geologi menjadi tugas wajib kita dalam memastikan potensi cadangan nikel yang perusahaan punya,” urainya kembali.

Ia menekankan juga pentingnya studi literatur dalam memulai proses eksplorasi, khususnya pada fase pemetaan. Dari hasil pemetaan inilah, kemudian ditentukanlah titik rencana pemboran untuk pengambilan sampel yang akan diteruskan ke Laboratorium untuk diketahui nilai kadar nikelnya.

“Output dari Laboratorium inilah yang akan dijadikan database utama, yang mana ini menjadi acuan pembuatan block model bijih nikel dalam suatu area. Sehingga, bisa dilakukanlah perhitungan jumlah sumber daya atau cadangan dari bijih nikel yang dimiliki tersebut,” terang Acis.

Melakukan eksplorasi di Pulau Wawonii menghadirkan tantangan tersendiri. Acis menuturkan, sebagai sebuah pulau kecil, Pulau Wawonii memiliki struktur geologi yang kuat saat pembentukan pulau yang berupa lipatan, patahan, dan sesar yang mempengaruhi distribusi bijih nikel itu sendiri. Sehingga, sangat penting dianalisis dengan cermat di setiap area target eksplorasi.

“Itu baru dari sisi geologi. Sisi operasional eksplorasi pun juga penuh tantangan. Pertama, kondisi sosial-ekonomi masyarakat yang hidup dari bertani dan nelayan, jadi belum semua orang bisa menerima kegiatan eksplorasi di areanya. Kedua, keterbatasan jumlah SDM eksplorasi sendiri. Ketiga, karena topografi pulaunya yang sulit, tantangan transportasi logistik menjadi sering terjadi. Keempat, adalah soal singgungan antara area eksplorasi dengan area perkebunan warga. Hal ini sangat penting karena menyangkut perizinan dan kepentingan kedua belah pihak. Harus diselesaikan dengan sangat baik,” tegasnya.

Melihat ke depan, dirinya menilai peran Departemen Eksplorasi akan terus mendapat tempat, khususnya dalam aspek inovasi teknologi hijau. Saat ini, dunia telah bersepakat untuk bersama mengurangi emisi gas rumah kaca dan ketergantungan terhadap penggunaan minyak bumi yang menyebabkan emisi tersebut. Sehingga, diperlukan banyak sumber daya bijih nikel yang merupakan salah satu sumber daya pendukung dalam mempercepat transformasi ke teknologi2 hijau tersebut, sebagai contoh seperti pengembangan teknologi mobil Listrik.

“Tim eksplorasi harus terus mampu menemukan area-area baru dengan potensi bijih nikel yang dapat meningkatkan produksi perusahaan. Sehingga, ke depan, kontribusi kita akan tumbuh lebih besar dan bermanfaat bagi masyarakat luas, serta mempercepat transformasi ke teknologi atau energi hijau,” ucap Acis ketika ditanya tentang posisi Departemen Eksplorasi pada inovasi teknologi.

Semangat inovasi pun turut dibawa dalam misi Departemen Eksplorasi PT GKP menyambut tahun 2025 ini. Acis dan timnya saat ini tengah mengembangkan penggunaan teknologi digital untuk meningkatkan metode eksplorasi baru yang lebih efektif dan efisien. Selain itu, mereka saat juga mengembangkan penggunaan teknologi geofisika untuk meningkatkan akurasi eksplorasi, bahkan diharapkan bisa menemukan sumber daya lainnya dengan metode tersebut.

“Selain masih menjalankan metode lama, seperti metode pemboran untuk pengambilan sampel, metode foto udara untuk data topografi, dan metode pembuatan block model. Kita juga harus catch up dengan pengembangan metode baru, karena perkembangan dalam penggunaan teknologi di industri pertambangan berkembang dengan sangat cepat. Lebih efektif, minim risiko, dan akurasinya tinggi,” tutur Acis menutup wawancara.