Artikel Terbaru

Industri Nikel dan Risiko Keamanannya

24 Februari 2025

Nikel adalah primadona. Kalimat ini cukup menggambarkan bagaimana beberapa tahun terakhir ini terjadi peningkatan signifikan atas demand nikel karena terjadinya transformasi pesat dari tren teknologi kendaraan dunia, khususnya di industri kendaraan listrik, di mana kebutuhan akan nikel sebagai bahan baku baterainya terus digaungkan. Begitupun dengan berbagai kebijakan negara yang mendukung perkembangan industri pertambangan nikel dan penguasaan sumber dayanya, tak terkecuali di Indonesia.

Meski demikian, pesatnya perkembangan di sektor industri ini sejalan pula dengan risiko yang ditimbulkan, khususnya yang berkaitan dengan keselamatan para pekerja di dalamnya. Apa yang menarik dari ini? Apa perbedaan dengan tambang mineral lainnya?

Hermansyah, OHS & Training Superintendent GKP menjelaskan, jika konsep keamanan umum berlaku pula di industri pertambangan nikel. Ada dua aspek penting yang tidak dapat dipisahkan dari asal mula terjadinya kecelakaan, yakni adanya tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman. Namun, kedua hal ini tidak muncul secara tiba-tiba begitu saja.

“Kedua aspek ini sering muncul sebagai akibat dari faktor-faktor lain yang telah ada sebelumnya. Faktor-faktor ini termasuk pada ada atau tidaknya program keamanan itu di suatu perusahaan, apakah program tersebut dijalankan dengan benar selama ini, dan sejauh mana kesesuaian program tersebut kondisi riil di lapangan,” jelasnya.

Menurutnya, memang jika berbicara soal intensitas, tindakan tidak aman memiliki persentase kejadian yang lebih besar di industri pertambangan nikel. Ada faktor-faktor seperti kurangnya pengetahuan tentang keamanan, kurangnya keterampilan untuk menghadapi sumber bahaya, hingga kurangnya minat untuk memperhatikan aspek keamanan. Faktor terakhir inilah yang terkadang menjadi pekerjaan rumah bagi sebuah perusahaan, karena ada kecenderungan jika individu ini akan mencari shortcut atau mengabaikan aturan yang sudah ada.

Uniknya Isu Keamanan Tambang Nikel: Karakter Material

Dalam industri nikel, terdapat beberapa isu keamanan yang unik dibandingkan dengan industri pertambangan lainnya. Salah satu keunikan tersebut adalah sifat licin yang muncul dari material nikel itu sendiri.

“Nikel yang secara kasat mata berbentuk seperti tanah merah ini, jika terkena air, secara material maka akan mudah terlarut. Sehingga, secara umum nikel di sekitar area pit memiliki karakteristik yang mirip seperti lumpur,” terang Hermansyah.

Hal ini menuntut Departemen OHS & Training untuk melakukan persiapan khusus sebelum melakukan operasi, khususnya jika kondisi di lingkungan pasca hujan terjadi. Pembersihan dan inspeksi area tambang berkala wajib dilakukan untuk memastikan keadaan yang aman sebelum melanjutkan operasi penambangan.

Uniknya Isu Keamanan Tambang Nikel: Teknik Penambangan Selektif

Tren kecelakaan kerja di industri nikel umumnya berkaitan dengan teknik penambangan yang selektif. Teknik penambangan ini mengkondisikan banyaknya individu yang bekerja di sekitar alat-alat pertambangan. Idealnya, memang tidak boleh ada orang di area tersebut, tetapi di industri nikel, seringkali sulit untuk memastikan hal tersebut tidak terjadi karena pengecekan kadar nikel harus dilakukan secara langsung di area penambangan.

“Kecelakaan sering terjadi ketika ada individu yang berada di dalam jangkauan alat tambang dan terkena swing atau bagian lainnya yang bergerak, dan ini yang dapat berakibat fatal,” paparnya.

Mengingat hal tersebut, Ermansyah menegaskan jika dalam penerapannya di GKP, Tim Departemen OHS & Training mendorong agar selalu ada kontak aktif yang baik antara operator dan individu di sekitarnya. Mereka harus benar-benar aware dalam memastikan situasi dan kondisi lingkungan sekitar, agar operator tidak hanya berfokus pada alat tambang, tetapi juga keselamatan individu di sekitarnya.

Terpisah, Sulyadi Wardi, Mine Safety Supervisor GKP memberikan pandangan internal dalam isu keselamatan kerja, khususnya di GKP. Saat ini, dijelaskan jika Departemen OHS & Training sedang dalam pengembangan program keamanan/keselamatan yang tepat, serta program evaluasi berkelanjutan dalam penempatan orang-orang yang tepat sesuai dengan kompetensi yang diperlukan.

“Ini adalah bentuk komitmen nyata kami untuk memastikan, jika tidak hanya pengalaman yang diperlukan untuk bekerja disini. Namun juga, kecakapan kompetensi yang dapat diuji.” Tegas Sulyadi.

Tujuan utama program ini dilakukan tidak jauh dari meningkatkan kapasitas kompetensi individu dan kesadaran karyawan atas keselamatan diri mereka sendiri dan orang lain.

Dari komitmen ini, urainya, kita bisa melihat jika keselamatan kerja di PT GKP harus melibatkan partisipasi aktif semua karyawan, bukan hanya Departemen OHS & Training. Proses seleksi, pelatihan, dan pemeriksaan medis dilakukan untuk memastikan karyawan memenuhi persyaratan keselamatan. Di lain sisi, pengawas juga memainkan peran penting dalam mengawasi pelaksanaan kebijakan keselamatan dan melakukan inspeksi. Budaya keselamatan yang kuat harus ditanamkan dan diikuti oleh seluruh karyawan, dari operator, hingga pada level manajemen.

Keduanya bersepakat, jika keselamatan kerja di industri pertambangan nikel harus tetap menjadi prioritas utama. Melalui program-program keselamatan yang berkelanjutan dan partisipasi aktif dari semua pihak terkait, PT GKP dapat mencapai lingkungan kerja yang aman dan mengurangi risiko kecelakaan.