Artikel Terbaru

Bangun Konektivitas di Area Produksi: Menara BTS Pit Arwana

11 September 2024

WAWONII, 11 September 2024 –Departemen IT PT Gema Kreasi Perdana (GKP) baru saja meresmikan pembangunan dan pengoperasionalan Menara Base Transceiver Station (BTS) di area operasi produksi Pit Arwana B Extend. Proyek pembangunan ini adalah hasil kolaborasi PT GKP dan Telkomsel sebagai penyedia utama layanan jaringan sinyalnya.

IT Supervisor PT GKP, Didiet Dwi, menegaskan keberhasilan proyek pembangunan ini tidak bisa dilepaskan dari konsistensi dan kerja sama solid di internal PT GKP, khususnya Departemen IT dan lintas departemen lainnya, termasuk vendor menara dan software yang terlibat.

Dirinya menceritakan, bahwa perencanaan pembangunan Menara BTS di area ini sebenarnya merupakan proyek lama yang akhirnya bisa direalisasikan tepat pada awal kuartal-4 2024 ini.

“Proyek ini sudah masuk rencana kerja pada tahun 2022 sebetulnya. Namun, menyesuaikan dinamika operasi produksi perusahaan, akhirnya kami baru bisa merealisasikannya tahun ini. Menara ini pun sudah dipastikan on-air pada Hari Selasa, 10 September 2024, tepatnya pukul 17.00 WITA,” ujar Didiet.

Terpisah, IT Officer PT GKP, Ari Mulyanto juga turut menjelaskan tujuan utama Departemen IT GKP mendorong beroperasinya Menara BTS ini. Ia menekankan pentingnya efektivitas komunikasi di ranah operasi produksi. Sebagaimana yang diketahui, jika area produksi sering kali di remote area yang susah sekali mendapat jaringan sinyal komunikasi.

“Dengan adanya Menara ini, maka kita berharap seluruh bentuk komunikasi dan koordinasi para operator produksi, pengawas di lapangan, dan karyawan di kantor site PT GKP bisa jauh lebih lancar dan efektif. Ketersediaan sinyal juga membuat seluruh karyawan yang ada di area Pit bisa selalu ter-update berita atau informasi terkini tentang perusahaan, khususnya yang bersifat urgent,” jelasnya Ari.

Berdasarkan pantauan lapangan, Ari menjelaskan secara teknis, bahwa radius perolehan jaringan komunikasi melalui Menara BTS ini bisa mencapai maksimal 10-15 km selama tidak halangan berarti, termasuk juga cuaca.

“Jaringan sinyal dari area Menara ini cukup luas. Untuk kekuatan sinyal 4G mungkin akan sangat optimal di radius 1-3 km. Lebih dari itu, dengan sendirinya kekuatan sinyalnya akan berkurang. Bahkan, desa terdekat seperti Desa Mosolo juga masih mendapat jaringan dari Menara BTS ini,” terang Ari.

Ke depannya, Departemen IT PT GKP ingin terus berkomitmen untuk membangun konektivitas di Pulau Wawonii. Mereka akan kembali merencanakan pembangunan Menara BTS baru secara bertahap, yang akan menyesuaikan dengan kebutuhan pembukaan area produksi baru.


Departemen IT: Mendorong Konektivitas dan Transformasi Digital Industri Pertambangan

09 September 2024

WAWONII, 9 September 2024 – Industri pertambangan secara tradisional dikenal dengan proyek operasi yang sangat mengandalkan penggunaan teknologi dan alat-alat berat. Namun, dalam satu dekade terakhir ini, terjadi percepatan transformasi digital di dunia yang sangat signifikan, penerapan dan penguasaan teknologi informasi (IT) telah menjadi komponen penting yang mendorong industri ini terus beradaptasi dengan tantangan modern, mulai efisiensi operasional, keberlanjutan, keselamatan kerja, dan produktivitas.

IT Supervisor PT GKP, Didiet Dwi Juniarto membeberkan peran utama Departemen IT, khususnya di PT Gema Kreasi Perdana (GKP) pun seiring dengan perkembangan bisnis, juga akan semakin kompleks dan krusial. Bidang IT di perusahaan ini pun mencakup urusan infrastruktur, keamanan data, hingga optimalisasi dan konektivitas operasi pertambangan.

“Pengolahan infrastruktur IT mulai dari hardware, software, dan jaringan perusahaan di-site harus disiapkan betul, khususnya untuk menjamin keamanan data perusahaan dan mencegah serangan siber. Adapun dukungan operasi pertambangan dengan solusi teknologi, seperti penyediaan media komunikasi dan sistem manajemen tambang,” urai Didiet.

Didiet melihat secara umum, lingkup kerja Departemen IT dalam industri pertambangan juga perlu adaptif dan inovatif, mengingat wilayah pertambangan seringnya berada di remote area yang minim akses IT. Sebagai contoh, seperti memastikan pengelolaan berkala jaringan dan server perusahaan di-site, penanganan isu-isu teknis, pembangunan infrastruktur pendukung, hingga pemasangan kamera CCTV dalam rangka mendukung keamanan wilayah operasi.

“Seluruh lingkup pekerjaan itu harus dipastikan ter-deliver dengan baik, karena wilayah seperti ini (remote area) selalu berisiko adanya permasalahan koneksi jaringan akses internet dan selalu dipengaruhi dengan gangguan cuaca ekstrim,” jelasnya.

Dalam praktiknya di lapangan, Departemen IT telah melakukan banyak implementasi IT yang membantu proses operasional pertambangan. Secara berkala, departemen ini melakukan monitoring jaringan, memasang antena pemancar radio, dan membangun tower provider jaringan (Telkomsel) di area penambangan sebagai salah satu mitigasi penanganan isu.

Selain itu, untuk mengelola risiko pada serangan siber, departemen ini juga terus meningkatkan performa perangkat Network Security (SOPHOS) di server perusahaan agar bisa memberikan hasil keamanan siber yang lebih baik.

“Penerapan teknologi IT di PT GKP ini terus berkembang. kami telah menggunakan Access Service To Internet (ASTINet) Telkom via kabel fiber optik sebagai jaringan utama dan penggunaan Antena VSAT – STARLINK sebagai jaringan back-up. Dengan dua koneksi internet tersebut, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan proses bisnis yang ada di perusahaan, baik dalam layanan komunikasi ataupun dalam proses transfer data antar server di site dan Head Office di Jakarta,” terang Didiet menjelaskan rekam performa Departemen IT sejauh ini.

Ke depan, Didiet bersama timnya di Departemen IT melihat jika terobosan dalam bidang IT akan terus diperlukan dan perusahaan seperti PT GKP ini harus mampu beradaptasi dengan perubahan tersebut. Dirinya menilai PT GKP adalah perusahaan yang baru tumbuh dan pasti akan terus berkembang pesat.

“Cita-cita menjadi perusahaan tambang modern yang berbasis IT, tentu banyak hal yang perlu dilakukan improvement. Di antaranya seperti penambahan infrastruktur baru di area PIT seperti antena pemancar sinyal radio, lalu penerapan teknologi digital guna memantau perilaku berkendara, sistem pemantauan unit–unit tambang yang terpusat (Fleet Management System), dan masih banyak lagi. Ini semua harus kita usahakan,” pungkas Didiet dalam wawancaranya.