WAWONII, 14 Agustus 2024 – Sebagai sebuah industri strategis yang menopang perekonomian di Indonesia, industri pertambangan juga memiliki tantangan serius dari aspek keamanan. Tantangan keamanan dalam industri pertambangan tidak hanya berkaitan dengan ancaman fisik, tetapi juga mencakup aspek sosial, ekonomi, teknologi, dan politik. Kompleksitas ini menuntut pendekatan keamanan yang holistik dan terpadu.
Oleh karena itu, PT Gema Kreasi Perdana (GKP) melalui Departemen Security memastikan untuk menjawab tantangan tersebut. Departemen ini berkolaborasi dengan lintas departemen dan instansi, untuk memastikan bahwa operasi tambang dapat berlangsung dengan aman dan berkelanjutan.
GM Security PT GKP, Grandy Mangiwa menjelaskan, departemen ini mempunyai tugas pokok dalam melaksanakan pengamanan dan keamanan aset bergerak dan tidak bergerak yang dimiliki oleh Perusahaan. Sehingga, operasi di lapangan dapat berjalan optimal karena kerugian materil dan immaterial dapat dihindari.
“Kami bertanggung jawab dalam menciptakan keamanan dan ketertiban di lingkungan kerja yang meliputi aspek pengamanan fisik, personel, informasi dan pengamanan teknis lainnya,” jelas Grandy.
Dirinya juga menjabarkan adanya pelibatan berbagai personel penting dalam keanggotaan departemen ini, di antaranya mulai dari anggota Satuan Pengamanan (Satpam), hingga unsur personel dari instansi keamanan negara yang telah ditugaskan membantu pengamanan seluruh instalasi dan aset perusahaan.
“Kerja sama dan kolaborasi kami bangun bersama pihak Brimob, jajaran Polres Kendari, jajaran Kodim Kendari, dan juga para humas yang mayoritas berasal dari warga setempat. Unsur TNI, POLRI, dan masyarakat ini adalah tiga unsur pendukung yang harus difungsikan dan diberdayakan demi keamanan perusahaan,” jabarnya.
Kesatuan dalam Departemen Security ini wajib menyiapkan strategi mitigasi risiko yang diharapkan bisa menjadi langkah preventif dan resolusi atas segala isu yang terjadi di PT GKP. Strategi ini wajib melingkupi aspek hulu hingga hilir dalam operasi pertambangan, baik pada saat melakukan assessment, monitoring, investigasi, hingga penindakan suatu isu.
“Pengamanan ini harus menyentuh pos-pos aset strategis, manajemen dan pengecekan kendaraan umum yang memasuki area perusahaan, patroli rutin di area sekitar aset strategis, melakukan investigasi sebuah isu, hingga mengelola isu-isu horizontal,” urai Grandy.
Lebih lanjut, Grandy menilai jika untuk mencapai tujuan “aman”, harus pula disertai keterlibatan kepatuhan seluruh karyawan internal. Oleh karena itu, kesempatan sosialisasi wajib dimanfaatkan sebaik mungkin melalui beragam medium, seperti media tulisan lewat surat edaran, lewat verbal pada saat morning briefing, dan media lainnya, seperti berbagai macam banner/spanduk.
“Semua medium ini kami jadikan sarana untuk menjelaskan segala bentuk SOP keamanan yang penting diketahui dan diterapkan oleh mereka,” lanjutnya.
Beberapa perubahan positif dianggap telah berhasil ditorehkan Departemen Security, mulai dari meminimalisir potensi ancaman horizontal, khususnya dari ancaman senjata tajam, tindakan anarkis dan kriminal, serta intimidasi terhadap karyawan perusahaan, hingga inisiatif pelatihan peningkatan sumber daya manusia (SDM) dari tim keamanan sendiri.
“Semua pencapaian ini diharapkan terus berlanjut dan berkesinambungan. Tentu dengan semakin lengkap dan baiknya sarana prasarana pendukung, serta dukungan personel yang berkualitas. Tujuannya tidak lain adalah agar kegiatan operasional pertambangan PT GKP bisa berjalan dengan aman, nyaman, dan terjamin kredibilitasnya,” harap Grandy dalam akhir wawancaranya.